Jumat, 18 Maret 2016

Permen Pun Manisnya Masih Terasa Di Lidah

Ada sebuah kisah tentang seorang lelaki tua yang masih terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda pun datang untuk menengkoknya setiap hari hingga menghabiskan waktunya berjam jam lamanya bersama lelaki tua tersebut. Pemuda itu dengan telatennya menyuapi, membersihkan badan lelaki tua tersebut, dan juga membimbingnya berjalan jalan di halaman taman, lalu kembali membantunya kembali berbaring di tempat tidur rumah sakit. Pemuda itu baru pergi setelah ia merasakan bila lelaki tua tersebut sudah dapat ditinggal sendiri.

Suatu ketika seorang perawat yang sedang datang untuk memberi obat dan memeriksakan kondisi orang tua tersebut lantas berkata, “bapak punya anak yang sungguh berbakti. Setiap hari selalu datang hanya untuk sekedar mengurus keperluan bapak. Sungguh beruntung ya, pak.”

Lelaki itu lalu memandang perawat sejenak, lalu memejamkan kembali kedua matanya. Dengan suara bersedih, lelaki tua itu lantas berkata, “ saya berangan angan, seandainya ia adalah salah satu dari anak saya. Ia adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di lingkungan dekat tempat tinggal kami. Dulu sekali, diwaktu saya melihatnya sedang menangis setelah kematian orang tuanya. Saya pun menghiburnya, dan juga membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tak pernah lagi berbincang dengannya.

Dikemudian hari ketika ia tahu jikalau saya dan istri hanya tinggal berdua saja, ia pun berkunjug di setiap hari untuk memastikan kondisi kami baik baik saja. Ketika kondisi fisik saya ini mulai menurun, ia mengajak saya dan juga istri untuk tinggal di rumahnya, lalu secara rutin sekali membawa saya ke rumah sakit untuk melakukan medical cek up.

Saya pun pernah mengatakan padanya, ‘nak, mengapa engkau harus repot repot menyusahkan diri mu sendiri untuk mengurus kami yang sudah tuan ini nak?’ sambil tersenyum lalu anak itu menjawab dengan sederhana, ‘ manisnya yang bapak kasih masih terasa di mulut saya, pak.” Maka seketika itu terharulah kedua orang tua yang saat ini tengah dalam keadaan lemah tersebut.

Kebaikan diibaraktakan dengan sebuah permen abadi, yang mana ia akan selalu membawa kemanisan dalam hidup dan tak kan pernah pudar di telan oleh zaman sekalipun. Sebuah kebaikan sebesar biji zarrah yang kita lakukan akan selalu mendapatkan ganjaran yang berlipat lipat di sisinya. Begitu pula sebaliknya taburan keburukan sebesar biji zarrah pun akan membawa kita pada bencana dan celaka.

Orang yang memiliki hati baik pasti akan mendapatkan imbalan yang baik juga dari sang maha pencipta. Maka, sebaiknya jangan hanya memikirkan untung rugi dalam beramal, selalu usahakan ketika kesempatan itu datang menghampiri. Karena kita tak akan pernah tau kapan kesempatan, kemampuan, dan kesehatan itu lenyap dari dalam diri kita.

Sponsor Artikel "jasa pembuatan aplikasi mobile"

0 komentar:

Posting Komentar